"Sugeng Rawuh" Mangga Sami Nguri Nguri Basa Jawi agussetiawanblog Blog menika namung wujud katresnanan kula dhumateng Basa Jawi sarta kangge pasinaon lare-lare Jawi mliginipun siswa ing SMK Negeri 1 Pakis Aji lan SMP Islam Miftahul Huda
Cari Blog Ini
Senin, 12 Desember 2011
Jumat, 02 Desember 2011
ASAL USULE DESA SUWAWAL TIMUR
ASAL USUL KOTA SEMARANG
Sejarah kota Semarang dimulai dari seorang putra mahkota kesultanan Demak bernama Pangeran Made Pandan. Pangeran ini diharapkan untuk menjadi penerus dari ayahandanya, yaitu Pangeran Adipati Sepuh atau Sultan Demak II. Sayangnya, beliau tidak ingin menggantikan kedudukan ayahnya. Beliau bermaksud menjadi seorang ulama besar. Pada saat ayahandanya wafat, kekuasaan diserahkan kepada Sultan Trenggana. Bersama putranya yang bernama Raden Pandan Arang, Pangeran Made Pandan kemudian meninggalkan kesultanan Demak menuju ke arah barat daya. Selama di perjalanan, beliau selalu memperdalam agama Islam dan mengajarkannya kepada orang lain.
Akhirnya, sampailah beliau ke suatu tempat yang terpencil dan sunyi. Beliau memutuskan untuk menetap di sana. Di situlah Made Pandan mendirikan pondok pesantren untuk mengajarkan agama Islam. Makin lama muridnya makin banyak yang datang dan menetap di sana.
Dengan seizin sultan Demak, Made Pandan membuka hutan baru dan mendirikan pemukiman serta membuat perkampungan. Karena di hutan tersebut banyak ditumbuhi pohon asam yang jaraknya berjauhan, maka disebutnya Semarang. Berasal dari kata asem dan arang.
Sebagai pendiri desa, beliau menjadi kepala daerah setempat dan diberi gelar Ki Ageng Pandan Arang I.
Sepeninggal beliau, pemerintahan dipegang oleh putra beliau yaitu Ki Ageng Pandan Arang II. Di bawah pemerintahan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Semarang kemudian dijadikan kabupaten, dan Pandan Arang II diangkat menjadi bupati Semarang yang pertama. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awwal 954 H, bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad SAW atau tanggal 2 Mei 1547 M.
Masa kemakmuran yang dialami rakyat bersama bupati Pandan Arang II ternyata tidak berlangsung lama. Sebab Pandan Arang II melakukan banyak kekhilafan yang akhirnya membuat Sunan Kalijaga datang untuk memperingatkannya. Sesuai dengan nasihat Sunan Kalijaga, Bupati Pandan Arang II mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian meninggalkan Semarang menuju arah selatan. Beliau menetap di Bukit Jabalkat sampai akhir hayat.
Bupati pengganti Pandan Arang II adalah Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III yang merupakan adik dari Pandan Arang III. Beliau memerintah selama 33 tahun.
Adanya pusat penyiaran agama Islam menarik orang untuk datang dan bermukim di Semarang sehingga daerah ini semakin ramai. Semarang juga dikenal sebagai pelabuhan yang penting, sehingga pedagang-pedagang yang datang pun tidak hanya berasal dari sekitar Semarang namun juga dari Arab, Persia, Cina, Melayu dan juga Belanda (VOC). Bangsa asing tersebut juga membuat pemukiman mereka di Semarang.
Wilayah permukiman di Semarang terkotak-kotak menurut etnis. Dataran Muara Kali Semarang merupakan pemukiman orang-orang Belanda dan Melayu, di sekitar jalan R. Patah bermukim orang-orang Cina, sedangkan orang Jawa menempati sepanjang kali Semarang dan cabang-cabangnya.
Pada tahun 1678, karena terbelit hutang pada Belanda akhirnya Amangkurat II menggadaikan Semarang untuk Belanda. Sejak saat itulah, Semarang berada di bawah kekuasaan Belanda dan berubah fungsi dominannya menjadi daerah pertahanan militer dan perniagaan Belanda karena letak yang strategis.
Belanda menangkat Kyai Adipati Surohadimenggolo IV menjadi bupati Semarang. Belanda juga memindahkan kegiatan pertahanan militer Belanda dari Jepara ke Semarang, atas dasar perjanjian dengan Paku Buwono I. Sejak itu terjadi perubahan status, fungsi, fisik serta kehidupan sosial Semarang. Semarang menjadi pusat kegiatan politik VOC.
Di bawah kolonialisme Belanda, perkembangan Semarang cukup pesat. Belanda banyak sekali membangun fasilitas-fasilitas publik, membangun villa-villa, penduduk pribumi pun juga mengembangkan perkampungannya. Semarang telah menjadi pusat pemerintahan Belanda di Jawa Tengah.
Pada tahun 1864 dibangun rel kereta api pertama di Indonesia mulai dari Semarang menuju Solo, Kedungjati sampai Surabaya, serta Semarang menuju Magelang dan Yogyakarta. Dibangun pula dua stasiun kereta api di Semarang, yaitu stasiun Tawang dan stasiun Poncol yang hingga kini masih ada dan beroprasi dengan baik.
Tidak hanya itu, pelabuhan Semarang juga berkembang pesat dengan berlabuhnya pedagang dari berbagai negara. Pelabuhan ini kemudian dibangun dalam bentuk dan kapasitas yang lebih memadai dan mampu didarati oleh kapal-kapal besar. Di samping itu kaum pribumi pun ikut memajukan perekonomiannya dengan berdagang berbagi keperluan yang sangat dibutuhkan para pedagang tersebut.
Selanjutnya secara berturut-turut muncul pula perkembangan lainnya seperti pada tahun 1857 layanan telegram antara Batavia - Semarang - Ambarawa - Soerabaja mulai dibuka, tahun 1884 Semarang mulai melakukan hubungan telepon jarak jauh (Semarang-Jakarta&Semarang-Surabaya), dibukanya kantor pos pertama di Semarang pada tahun 1862.
Di tengah perkembangan yang amat pesat tersebut, agama Islam tetap berkembang. Kebudayaan Islam pun turut berkembang, antara lain dengan munculnya tradisi dugderan, yaitu tradisi untuk mengumumkan kepaada rakyat bahwa bulan ramadhan telah dimulai. Tradisi itu dimulai pada tahun 1891. Istilah dugderan diperoleh dari tatacara tradisi tersebut yaitu membunyikan suara beduk(dugdugdug) kemudian disertai dengan suara meriam (duerrrr!!!), kemudian jadilah istilah dugderan.
Tidak hanya kebudayaan Islam, agama lainpun juga mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dengan munculnya berbagai tempat ibadah selain masjid seperti gereja dan kelenteng. Ini terjadi karena banyak sekali pendatang yang masuk semarang dengan membawa agama serta budaya mereka masing-masing.
Mulai tahun 1906 Semarang terlepas dari kabupaten dan memiliki batas kekuasaan pemerintahan kota praja. Pada tahun 1916, Ir.D.de longh diangkat menjadi walikota pertama di Semarang. Pembangunan terus ditingkatkan. Kota Semarang mulai dibenahi dengan sistem administrasi pembangunan.
Dengan semakin berkembangnya kota Semarang, mulai tumbuh rasa tidak suka dari kaum pribumi terhadap kolonial Belanda. Mulailah muncul kesadaran untuk melawan penjajah. Akibatnya, politik Belanda berubah dengan menekan pertumbuhan kota Semarang.
Kedatangan Jepang pada tahun 1942 membuat kota Semarang tersentak. Mereka datang serentak di berbagai kota Indonesia. Semarang pun diambil alih oleh Jepang. Pemerintahan Kota Semarang dipegang oleh seorang militer Jepang (Shico), dengan dibantu oleh dua wakil (Fucu Shico) dari Jepang dan Semarang.
Pendudukan Jepang ternyata lebih menyengsarakan rakyat. Semua yang dimiliki rakyat diarahkan untuk keperluan peperangan Jepang. Akhirnya dengan semangat tinggi pada tahun 1945 rakyat dan para pemuda bangkit untuk melawan penjajah. Tanggal 14-19 Oktober 1945 pecahlah pertempuran lima hari di Semarang. Pusat pertempuran terjadi di sekitar Tugu Muda. Pertempuran ini turut menewaskan Dr.Karyadi, yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit umum terbesar di Jawa Tengah. Akhirnya Jepang pun menyerah dan pergi dari Indonesia.
Pasca kemerdekaan, pada tahun 1950 kota Semarang menjadi kotapraja di propinsi Jawa Tengah. Walaupun masih harus menghadapi berbagai keprihatinan, Semarang terus mencoba untuk berbenah diri.
Tahun 1976 wilayah Semarang mengalami pemekaran sampi ke Mijen, Gunungpati, Tembalang, Genuk, dan Tugu. Dengan adanya perkembangan dan perluasan wilayah ini maka perintah mulai menata pusat-pusat industri, pendidikan, pemukiman dan pertahanan di tempat strategis.
Berikut ini adalah nama-nama bupati Semarang :
Pandan Arang II
Raden Ketib atau Pandan Arang III
Mas.R.Tumenggung Tambi
Mas Tumenggung Wongsorejo
Mas Tumenggung Prawiroprojo
Mas Tumenggung Alap-alap
Kyai Adipati Suromenggolo
Raden Maotoyudo
Surohadimenggolo
Surohadimenggolo IV
Adipati Surohadimenggolo V atao Kanjeng Terboyo
Raden Tumenggung Surohadiningrat
Putro Surohadimenggolo
Mas Ngabehi Reksonegoro
RTP Suryokusumo
RTP Reksodirejo
RMTA Purbaningrat
Raden Cokrodipuro
RM Soebiyono
RM Amin Suyitno
RM AA Sukarman Mertohadinegoro
R.Soediyono Tarun Kusumo
M.Soemardjito Priyohadisubroto
RM.Condronegoro
R.Oetoyo Koesoemo
Sedangkan nama –nama walikota Semarang adalah :
Mr. Moch.lchsan.
Mr. Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951).
RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo ( 1 Juli 1951 - 1 Januari 1958).
Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat ( 7Januari 1958 - 1 Januari 1960).
RM Soebagyono Tjondrokoesoemo ( 1 Januari 1961 - 26 April 1964).
Mr. Wuryanto ( 25 April 1964 - 1 September 1966).
Letkol. Soeparno ( 1 September 1966 - 6 Maret 1967).
Letkol. R.Warsito Soegiarto ( 6 Maret 1967 - 2 Januari 1973).
Kolonel Hadijanto ( 2Januari 1973 - 15 Januari 1980).
Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH ( 15 Januari 1980 - 19 Januari 1990).
Kolonel H.Soetrisno Suharto ( 19Januari 1990 - 19 Januari 2000).
H. Sukawi Sutarip SH. ( 19 Januari 2000 - sekarang ).
ASAL USUL DESA GUYANGAN
Minggu, 20 November 2011
Cerita rakyat JEPARA
Nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudi-an menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tiong-hoa bernama Yi-Tsing per-nah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa, dan diyakini berlokasi di Keling, ka-wasan Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Sima atau Ratu Shima yang dikenal sangat tegas dan ke-ras dalam memimpin rakyatnya.
Namun menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pa-da abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh pu-tranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menja-di daerah/kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Falatehan yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada menantunya yaitu Pangeran Hadiri suami dari Ratu Retno Kencono, namun pa-da tahun 1549 Pangeran Hadiri dibunuh oleh Aryo Penangsang akibat perebutan kekuasaan di ke-rajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar “NIMAS RATU KALINYAMAT”. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di pulau Jawa dan menjadi pangkalan Angkatan Laut. Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan, hal ini dibuktikan de-ngan pengiriman kapal perangnya ke Malaka untuk menggempur Portugis pada tahun 1551 dan 1574. Dan oleh orang Portugis dijuluki “RAINHA DE JEPARA” atau “SENORA DE RICA” yang artinya Raja Jepara seorang yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Selain itu Ratu Kalinyamat juga berjasa dalam membudayakan Se-ni Ukir yang sekarang jadi andal-an utama ekonomi Jepara, yaitu perpaduan Seni Ukir Majapahit dengan Seni Ukir Patih Bandar duwung yang berasal dari Negeri Cina.
Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur, maka penetapan Hari Jadi Jepara mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara, yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal Tahun 956 H atau 10 April 1549, ini telah ditandai dengan Candra Sengkala “TRUS KARYA TATANING BUMI” atau Terus Bekerja Keras Membangun Daerah.
cerita rakyat kaliaman jepara
ing jaman biyen desa kaliaman jenenge tembelang, angger ana wong nyebrang kali krembul-krembul ilang lan sak teruse, banjur masyarakat ngganti jeneng dadi kali bedah ben ora ono wong seng nyebrang kali ilang, banjur wes digenti ora ana wong seng ilang nanging jeneng kali bedah malah ndadeake kaline bedhah terus, angger ditambak ngaleh bedah seng sandinge, angger ditambak ngaleh neng sisi'e terus, banjur petinggi lan masyarakat ngganti jeneng neh dadi desa kaliaman, lan sampek taun iki kaline aman gak ana bencana liyane. desa kaliaman ana desa mberah kayata: kedung sari, dung pakel, kentengan, njatianom, njedeng, mbacak, lan liyane.
cerita rakyat suwawal
Asal usul Desa Suwawal
Jaman mbiyen ana salah sawijine Punggowo saka Kraton Majapahit sing ana ing wilayah Kadipaten Tuban. Punggowo mau mangumbara nganti tekan tlatah Kadipaten ujung poro ingkang sakniki di arani Kutha Jepara. Sing manggon ana ing ereng- erenge Gunung Muria sisih Lor Kulon. Punggowo mau yaiku :
Ø Mbah Ronggo Wiji
Ø Singo Truno
Ø Singo Yudho
Ø Puspa Yudha
Ø Singo Blendhan
Ø Lan Mbah Murah
Olehe mangumbara mau tekan daerah utawa wilayah kang tasih alas grotan. Punggowo mau banjur nganakake rembug utawa kumpul ana ing wilayah kang saiki dadi Pasar Suwawal. Wong- wong mau nganakake babad alas, olehe mbabad mau migunakake piso kang di arani piso wawal mulo desa mau diarani Desa Suwawal. Banjur ngambakake alas nganti ana wit sing gedhe . Wit mau di arani wit Pakis. Ing skitare wit mau di nggo persinggahane Mbah Murah nganti sedo lan dimakamake ana ing kono nganti saiki di jenengi Punden Murah utawa Pakis Aji. Sak bare kuwi Punggowo mau ora dadi siji meneh, ananging podho mencar dhewe- dhewe. Mbah Ronggo Wiji manggon utawa singgah ing sawijining wilayah kang di arani desa Kawak. Banjur ing kono kuwi ngedhekake Masjid nganti sidane Mbah Ronggo Wiji dimakamake ing kono. Nganti saiki diarani Punden Kawak ( Mbah Kawak ). Mbah Singo ana ing Desa Suwawal kang makame ana ing sisih wetan sing saiki diarani Bumi Perkemahan lan Mbah Singo Truna dimakamake ana ing daerah kulon kang saiki diarani Tegalrejo.
Jumat, 11 November 2011
Silabus Kls X Semester 1 SMKN 1 Pakis Aji
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
1.1 Mendengarkan pengumuman kegiatan kemasyarakan | Pengumuman Kerja Bakti Warga | Kegiatan Tatap Muka · Peserta didik mendengarkan pengumumam tentang kegiatan kemasyarakan · Peserta didik mendefinisikan pengertian pengumuman · Peserta didik menyebutkan sumber pengumuman · Peserta didik secara komunikatif menyebutkan isi pengumuman yang baru di dengar · Peserta didik menyebutkan secara komunikatif kapan pengumuman itu dilaksanakan · Peserta didik secara kreatif memberi tanggapan lisan terhadap isi pengumuman · Peserta didik ditunjuk secara acak untuk menyampaikan secara mandiri isi pengumumam dalam ragam krama · Peserta didik mendengarkan pengumuman tentang kegiataan ekstra kurikuler SMK Negeri 1 Pakis Aji. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berkaitan dengan materi mendengarkan kegiatan pengumuman yang disampaikan melalui media elektronik/rekaman Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat pengumuman berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler di SMK Negeri 1 Pakis Aji | · Mendefinisikan pengertian pengumuman · Menyebutkan sumber pengumuman · Menyebutkan isi pengumuman · Menyebutkan untuk siapa pengumuman itu. · Menyebutkan kapan pengumuman itu dilaksanakan. · Memberi tanggapan secara lisan terhadap isi pengumuman. · Menyampaikan pada orang lain isi pengumuman dalam ragam krama. · Mendengarkan pengumuman tentang kegiataan ekstra kurikuler SMK Negeri 1 Pakis Aji | Jenis tagihan · Tugas individu Bentuk Instrumen · Pengamatan · Uraian · Lisan | 1 x 45 | v Sumber : · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa I · LKS Fokus kelas X v Alat · Rekaman wara-wara · Laptop | · Kreatif · Komunikatif · Mandiri |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
1.2.Mendengarkan cerita pengalaman yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman dalam ragam bahasa krama | Cerita pengalaman yang menarik | Kegiatan Tatap Muka · Peserta didik mendengarkan cerita pengalaman melalui rekaman dalam bahasa krama · Peserta didik secara mandiri menyebutkan tema dalam cerita · Peserta didik secara kreatif menyebutkan judul dalam cerita pengalaman yang didengar · Peserta didik secara mandiri menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita · Peserta didik bekerja keras menuliskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita pengalaman. · Peserta didik secara komunikatif menceritakan kembali isi cerita pengalaman yang didengarkan dalam ragam bahasa krama · Peserta didik yang mampu menceritakan kembali pengalaman pribadi secara ekspresif dengan intonasi dan lafal yang benar disiarkan dalam program radio kampus. · Peserta didik ditunjuk secara acak untuk memberi tanggapan secara komunikatif terhadap isi cerita pengalaman yang didengarkan. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa uraian yang berhubungan dengan cerita pengalaman Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur · Guru memberi tugas kepada siswa secara mandiri menyusun cerita pengalaman pribadi yang siap disajikan. · Naskah yang terpilih dibacakan di dalam kelas. | · Menyebutkan tema dalam cerita · Menyebutkan judul dalam cerita · Menyebutkan tokoh- tokoh dalam cerita · Menuliskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita · Menceritakan kembali isi cerita dengan ragam bahasa krama · Memberi tanggapan secara lisan terhadap isi cerita · Menceritakan kembali isi cerita dengan ragam bahasa krama | Jenis tagihan · Tugas individu Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian · Lisan | 1 X 45 | v Sumber : · indingus.multi ply.com ·infolokerterbaru. com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa I · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat : · Kaset rekaman pengalaman berbahasa Jawa · Laptop · LCD | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Bekerja keras |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
1.3.Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman | Cerita rakyat | Kegiatan Tatap Muka · Guru memberi pertanyaan berkaitan dengan cerita rakyat. · Peserta didik secara mandiri mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan oleh temannya. · Peserta didik yang ditunjuk menyebutkan tema dalam cerita rakyat yang didengar sebagai apersepsi. · Peserta didik secara kreatif menyebutkan tokoh dalam cerita rakyat yang didengar · Peserta didik menyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat yaang di dengar · Peserta didik menyebutkan latar/ setting cerita rakyat yang didengar · Peserta didik bekerja keras menyebutkan alur dalam cerita rakyat yang didengar. · Peserta didik menyebutkan amanat/ pesan dalam cerita rakyat · Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat · Peserta didik secara mandiri menceritakan kembali isi cerita rakyat yang didengar · Peserta didik dengan rasa ingin tahu bertanya jawab tentang isi cerita rakyat yang didengarkan. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berhubungan dengan materi crita rakyat · Peserta didik menceritakan kembali isi cerita rakyat Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyusun cerita rakyat yang didengar di lingkungan Pakis Aji yang dikirim lewat email capunk17@yahoo.com.id · Naskah cerita rakyat yang terpilih dibacakan di dalam kelas | · Menyebutkan tokoh dalam cerita rakyat. · Meyebutkan watak tokoh dalam cerita rakyat · Menyebutkan setting dalam cerita rakyat · Menyebutkan alur dalam cerita rakyat · Menyebutkan tema dalam cerita rakyat · Menyebutkan amanat/ pesan dalam cerita rakyat · Meyebutkan nilai-nilai dalam cerita rakyat · Menceritakan kembali isi cerita · Mendengarkan cerita rakyat yang yang berkembang di lingkungan masing-masing. | Jenis tagihan · Tugas individu Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 1 X 45 | v Sumber : · Id.wikipedia.org/../ ceritarakyat · Cerita rakyat nusantar a.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa I v Bahan · Modul · LKS Bahasa Jawa Fokus § Alat : · Rekaman cerita rakyat · Lap top · LCD | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Bekerja keras · Rasa ingin tahu |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
2.1 Berdialog menggunakan parikan/ wangsalan | Berdialog | Kegiatan Tatap Muka · Guru menyajikan beberapa wangsalan · Peserta didik menyebutkan maksud wangsalan sebagai apersepsi. · Guru memberikan penjelasan tentang berdialog menggunakan parikan/ wangsalan · Peserta didik dengan rasa ingin tahu mengidentifikasi pengertian parikan dan wangsalan yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari · Peserta didik secara mandiri memberikan contoh wangsalan dan parikan · Peserta didik dibagi dalam enam kelompok untuk menyusun naskah dialog yang memuat parikan dan wangsalan. · Peserta didik secara berkelompok menentukan tema dialog · Peserta didik secara berkelompok membuat kerangka percakapan dengan kreatif. · Peserta didik secara berkelompok mengembangkan kerangka manjadi percakapaan utuh · Kelompok yang ditunjuk berdialog secara komunikatif sesuai dengan naskah yang telah disusun sebelumnya. · Kelompok yang berdialog secara maksimal dengan memuat wangsalan dan parikan serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyusun naskah dialog yang memuat wangsalan dan parikan · Peserta didik berdialog sesuai dengan naskah yang disusun. Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur · Guru memberi tugas peserta didik untuk merekam dialog yang memuat parikan/ wangsalan dalam ragam bahasa krama yang telah disusun dalam pembelajaran dan dikirim melaui email capunk17@yahoo.co.id | § Mengidentifikasi pengertian parikan dan wangsalan yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari § Menyebutkan contoh wangsalaan dan parikan § Menentukan tema dialog § Membuat kerangka percakapan § Mengembangkan kerangka menjadi percakapan utuh § Bertanya jawab secara langsung menggunakan parikan atau wangsalan | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian · Lisan | 1 X 45 | v Sumber: ·Pinterbasajawa.co.cc ·www.setyawara.tk · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X ( Yudistira ) · Kalawarti Panjebar Semangat · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat: · Rrekaman dialog · Laptop · LCD | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Rasa ingin tahu |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
2.2 Bercerita pengalaman yang mengesankan dalam ragam krama | Diskusi cerita pengalaaman | Kegiatan Tatap Muka · Guru memutarkan video contoh bercerita pengalaman yang mengesankan dalam ragam bahasa krama · Guru menunjuk salah satu peserta didik menyebutkan jenis-jenis cerita pengalaman · Peserta didik secara mandiri dapat menjelaskan pengertian cerita pengalman · Peserta didik menentukan tema cerita pengalamaan dalam hidupnya · Peserta didik bekerja keras menentukan alur cerita yang logis · Peserta didik secara kreatif menentukan gaya bercerita yang menarik dengan memperhatikan unggah-ungguh bahasa yang tepat · Peserta didik secara komunikatif menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan gaya bercerita yang menarik · Peserta didik yang mampu menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan gaya bercerita yang paling menarik dibcakan di depan kelas · Peserta didik menjawab pertanyan yang berkaitan dengan pengalamannya secara santun Kegiatan Terstruktur · Peserta didik menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan. · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyan uraian yang berhubungan dengan materi bercerita Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur · Guru memberi tugas tidak terstruktur melalui email capunk17@yahoo.co.id cerita pengalaman pribadi dari ragam ngoko menjadi ragam krama. | § Menjelaskan pengertian cerita pengalaman § Menentukan tema cerita pengalaman dalam hidupnya § Menentukan alur cerita yang logis § Menentukan gaya bercerita yang menarik dengan memperhatikan unggah-ungguh § Menceritakan pengalaman pribadi yang mengesankan dengan gaya bercerita yang menarik § Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pengalamannya secara santun § Bercerita pengalaman yang berkesan baik menyenangkan/ menyedihkan sesuai unggah-ungguh basa | Jenis tagihan · Tugas individu Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian · Lisan | 1 X 45 | v Sumber: · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X ( Yudistira ) · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat: · Rekaman cerita pengalaman · Laptop · LCD | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Bekerja keras |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
2. 3 Berdialog/ percakapan mengenai cerita rakyat | Dialog/percakapan cerita rakyat | Kegiatan Tatap Muka · Guru memberi penjelasan pengertian unggah-ungguh basa Jawa · Peserta didik menyebutkan unggah-ungguh basa Jawa · Guru mengulas sedikit materi cerita rakyat dengan mengadakan tanya jawab · Peserta didik secara mandiri bertanya dengan menggunakan unggah-ungguh yang tepat · Peserta didik membentuk kelompok untuk berdiskusi/ berdialog mengenai cerita rakyat · Secara berkelompok peserta didik menentukan tema cerita rakyat · Secara berkelompok bekerja keras membuat kerangka percakapaan/dialog · Secara kelompok mengembangkan kerangka percakapan/dialog dengan kreatif. · Secara kelompok dengan rasa ingin tahu menemukan isi pokok cerita rakyat · Peserta didik secara berkelompok berdialog sesuai dengan naskah yang disusun dengan komunikatif. · Kelompok yang dipilih berdialog dengan menggunakan unggah-ungguh basa tentang cerita rakyat sekitar. · Kelompok yang belum terpilih bersiap mendengarkan msecara langsung dan memberikan tanggapannya. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menyusun naskah dialog yang membicarakan tentang cerita rakyat. · Peserta didik secara berkelompok berdialog sesuai dengan naskah yang disusun. · Peserta didik menemukan isi cerita rakyat. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur · Guru memberi tugas secara mandiri kepada peserta didik untuk mendengarkan dan berdialog dengan menggunakan unggah-ungguh basa tentang cerita rakyat sekitar serta memberi tanggapan secara tertulis dan dikirim melalui email capunk17@yahoo.co.id | § Menjelaskan pengertian unggah-ungguh basa Jawa § Menyebutkan jenis unggah-ungguh basa Jawa § Menentukan tema § Membuat kerangka percakapan § Mengembangkan kerangka percakapan/dialog § Menemukan isi pokok cerita rakyat § Menemukan asal-usul kejadian yang terkandung dalam cerita rakyat § Berdialog dengan menggunakan unggah-ungguh basa tentang cerita rakyat | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian · Lisan | 2 X 45 | v Sumber : ·ceritanusantar.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat : · Laptop · LCD | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Bekerja keras · Rasa ingin tahu |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
3. 1 Membaca pemahaman wacana non sastra tentang budaya Jawa | Wacana non sastra budaya Jawa | Kegiatan Tatap Muka · Guru memberi penjelasan tentang budaya Jawa · Peserta didik menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan budaya Jawa · Peserta didik dengan rasa gemar membaca melakukan aktivitas membaca dengan baik teks nonsastra budaya Jawa · Peserta didik secara mandiri menemukan kata-kata sukar dalam bacaan · Peserta didik mengartikan kata-kata sukar dalam bacaan · Peserta didik kerja keras menemukan/mengidentifikasi pokok-pokok/ ide pokok isi bacaan · Peserta didik mencatat sumber teks dalam bacaan · Peserta didik secara kreatif menyusun ringkasan bacaan. · Peserta didik secara mandiri mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri. · Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan wacana berkaitan dengan budaya Jawa dengan baik · Peserta didik yang ditunjuk membacakan dengan baik teks nonsastra tentang budaya Jawa di dalam kelas. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berhubungan dengan materi membaca · Guru menunjuk peserta didik untuk membaca. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur § Guru memberi tugas mandiri kepada peserta didik mencari bacaan tentang budaya Jawa kemudian menyusun ringkasan nya | § Menemukan kata-kata sukar/sulit dalam bacaan § Mengartikan kata-kata sukar dalam bacaan § Menemukan/ mengidentifikasi pokok-pokok/ ide pokok isi bacaan § Menjawab pertanyaan bacaan secara tepat § Menyusun ringkasan bacaan secara tepat § Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri § Mencatat sumber teks § Membaca dengan baik teks nonsastra tentang budaya. | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 1 X 45 | v Sumber: · Pinterbasajawa.co.cc · sastrajawi.blogspot.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X · Kalawarti Panjebar Semangat · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat: · Laptop · LCD · Teks budaya Jawa | · Gemar membaca · Mandiri · Kerja keras |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
3. 2 Membaca pemahaman wacana berhuruf Jawa 10 -15 kalimat | Teks aksara Jawa | Kegiatan Tatap Muka · Guru mengajak peserta didik untuk bermain kuis berkaitan dengan membaca aksara Jawa sebagai apersepsi. · Guru memberi penjelasan tentang aksara Jawa · Peserta didik secara mandiri membaca teks aksara Jawa bergiliran dan peserta didik yang lain menyimak · Peserta didik gemar membaca dengan melakukan aktivitas membaca teks aksara Jawa dengan intonasi dan lafal yang tepat · Peserta didik membaca kata per kata beraksara Jawa dengan tepat yang ditulis dalam potongan-potongan kertas. · Peserta didik membaca kalimat per kalimat beraksara Jawa tepat yang ditampilkan dalam layar LCD. · Peserta didik menemukan pasangan tanda baca aksara Jawa yang ditampilkan dalam layar LCD. · Peserta didik dapat menemukan aksara murda, aksara swara dalam wacana berhuruf Jawa · Peserta didik menemukan angka Jawa dalam wacana berhuruf Jawa. · Peserta didik dapat membaca wacana berhuruf Jawa secara keseluruhan secara tepat. · Peserta didik menjawab pertanyaan berkaitan dengan bacaan menggunakan aksara Jawa. · Peserta didik secara kreatif dapat menemukan isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri. · Guru menunjuk salah satu peserta didik secara komunikatif menggungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri · Setiap peserta didik secara mandiri menggungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri dengan bergantian · Peserta didik yang belum memahami isi bacaan berada di luar ruangan untuk memahami isi bacaan. · Bersama guru mengunkap kebenaran isi bacaan. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca aksara Jawa. · Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berkaitan dengan wacana teks aksara Jawa Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur · Guru memberi tugas mandiri kepada peserta didik untuk mencari wacana beraksara Jawa dalam kalawarti Panjebar Semangat dengan edisi yang telah ditentukan, kemudian mengubah wacana beraksara Jawa menjadi aksara Latin untuk selanjutnya diungkapkan secara tertulis isi bacaan tersebut dan dikirim melalui email:capunk17@yahoo.co.id | § Melafalkan aksara Jawa dengan intonasi dan lafal yang tepat § Membaca kata beraksara Jawa § Membaca kalimat beraksara Jawa § Menemukan pasangan tanda baca aksara Jawa § Menemukan aksara murda dalam huruf Jawa § Menemukan aksara swara dalam huruf Jawa § Menemukan aksara angka dalam huruf Jawa § Menemukan isi bacaan § Menjawab pertanyaan bacaan § Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian · Lisan | 4 X 45 | v Sumber : · Pinterbasajawa.co.cc · Setyawaara.tk · Kidemang.com · sastrajawi.blogspot.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X · Pepak Basa Jawa · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat : · Laptop · LCD · Teks aksara Jawa | · Mandiri · Kreatif · Komunikatif · Gemar membaca |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
3.3 Membaca indah geguritan | Geguritan | Kegiatan Tatap Muka · Peserta didik menikmati pembacaan indah geguritan. · Peserta didik secara sukarela mencoba membaca indah geguritan. · Guru memberikan tanggapan tentang pembacaan indah geguritan. · Guru memberi pengertian tentang membaca indah geguritan · Peserta didik menjelaskan langkah-langkah dalam membaca geguritan. · Peserta didik membaca indah geguritan · Peserta didik secara mandiri menentukan tema geguritan. · Peserta didik bekerja keras mengidentifikasi ciri-ciri geguritan. · Peserta didik dapat memilih kata-kata yang tepat untuk menulis geguritan. · Peserta didik secara kreatif dapat mengembangkan tema menjadi geguritan · Peserta didik mengembangkan amanat untuk menjiwai pembacaan geguritan. · Peserta didik membaca dengan indah didepan kelas Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berkaitan dengan materi geguritan · Peserta didik membaca geguritan secara indah Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur · Guru memberi tugas tidak terstruktur tentang membaca geguritan dengan memilih satu teks geguritan untuk siap dibaca · Guru memberi tugas tidak terstruktur pada peserta didik untuk mencari dua teks geguritan dengan tema yang berbeda dan menjelaskan tema, amanat dan nilai yang terkandung dalam geguritan tersebut. | § Menyebutkan langkah-langkah dalam membaca geguritan § Menentukan tema geguritan § Mengidentifikasi ciri-ciri geguritan § Memilih kata-kata yang tepat untuk menulis geguritan § Mengembangkan tema menjadi geguritan § Mengembangkan amanat geguritan § Membaca indah geguritan di depan kelas | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 2 X 45 | v Sumber : · kidemang.com · pinterbasajawa.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat : · Rekaman pembacaan geguritan. · Laptop · LCD | · Mandiri · Bekerja keras · Kreatif |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
4.1 Menulis ringkasan wacana nonsastra dari berbagai sumber tentang budaya Jawa | Wacana budaya Jawa | Kegiatan Tatap Muka · Guru memberi penjelasan tenik/ cara meringkas sebuah teks/ wacana menjadi sebuah paragraf yang benar · Peserta didik memahami bacaan non sastra tentang budaya Jawa · Peserta didik secara kreatif menentukan pokok-pokok isi wacana · Peserta didik secara mandiri meringkas wacana sesuai EYD Bahasa Jawa · Peserta didik membuat pertanyaan dan jawaban berkaitan dengan bacaan yang diringkas. · Peserta didik dapat menggabungkan pokok-pokok isi wacana/ teks menjadi ringkasan · Peserta didik meminta beberapa peserta didik untuk menyampaikan secara lisan hasil ringkasan · Peserta didik menilai hasil ringkasan siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk meringkas teks bacaan tentang budaya Jawa. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur · Guru memberi tugas tidak terstruktur kepada peserta didik untuk meringkas isi wacana dengan bahasa sendiri. | § Menemukan pokok-pokok pikiran wacana nonsastra § Meringkas sesuai EYD Bahasa Jawa § Membuat pertanyaan dan jawaban berkaitan dengan bacaan yang diringkas. § Menemukan pokok-pokok isi wacana § Menggabungkan pokok-pokok isi wacana menjadi ringkasan § Menyusun ringkasan wacana dengan bahasa sendiri | Jenis tagihan · Tugas individu Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 1 X 45 | v Sumber : · Kidemang.com · Pinterbasajawaa.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X · Kalawarti Panjebar Semngat · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat · Laptop · LCD · Teks budaya Jawa | · Mandiri · kreatif |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
4. 2 Menulis wacana sederhana menggunakan huruf Jawa | Teks huruf Jawa | Kegiatan Tatap Muka · Guru memberi penjelasan tentang aksara Jawa · Guru mengadakan tanya jawab tentang aksara Jawa · Peserta didik secara mandiri menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara wyanjana · Peserta didik secara kreatif menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara sandhangan, pasangan · Peserta didik menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara murda, · Peserta didik menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara swara · Peserta didik menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara rekan · Peserta didik menulis kalimat panjang menggunakan aksara Jawa · Peserta didik menulis wacana menggunakan aksara Jawa Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang berhubungan dengan materi · Peserta didik menulis wacana menggunakan aksara Jawa. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur § Guru memberi tugas tidak terstruktur kepada peserta didik untuk menulis wacana menggunakan aksara Jawa berisi empat paragraf lebih kurang 500 kata dengan font Jawa dan dikirim melalui email capunk17@yahoo.co.id . | § Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara wyanjana § Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara sandhangan § Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan pasangan aksara Jawa § Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara murda § Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara swara · Menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara rekan · Menulis kalimat panjang menggunakan aksara Jawa · Menulis wacana menggunakan aksara Jawa | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 2 X 45 | v Sumber : · Pinterbasajawa,com · www.ki-demang.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat · Lap top · LCD · Teks aksara Jawa | · Mandiri · kreatif |
Kompetensi Dasar | Materi Pembelajaran | Kegiatan Pembelajaran | Indikator | Penilaian | Alokasi Waktu (Menit) | Sumber/ Bahan/ Alat | Pendidikan Karakter Bangsa |
4.3 Menulis geguritan | Teks Geguritan | Kegiatan Tatap Muka · Guru menunjukkan tulisan geguritan yang kurang sempurna kepada peserta didik. · Peserta didik menunjukkan penggunaan kata-kata yang kurang tepat beserta alasannya. · Guru memberi penjelasan pengertian geguritan · Guru mengadakan tanya jawab, mengulas kembali tentang geguritan · Peserta didik menjelaskan pengertian geguritan. · Peserta didik menyebutkan langkah-langkah dalam membuat geguritan · Peserta didik menentukan tema/ topik geguritan · Peserta didik secara kreatif menulis geguritan dengan menggunakan kata-kata indah dan basa kawi. · Peserta didik menulis geguritan dengan memasukkan purwakanthi. · Peserta didik menulis geguritan dengan menggunakan gaya bahasa tertentu § Peserta didik menulis geguritan tentang peristiwa yang terjadi dilingkunganya · Peserta didik secara mandiri menulis geguritan tentang peristiwa yang terjadi dilingkungannya dengan memperhatikan pilihan kata, purwakanthi dan gaya bahasa. · Peserta didik yang telah menyelesaikan geguritan segera mengumpulkan kepada guru untuk selanjutnya mendapat nilai. · Peserta didik secara toleransi memberikan tanggapan berkaitan dengan pilihan kata, purwakanthi dan gaya bahasa dalam geguritan hasil peserta didik lain. · Peserta didik secara acak diberi pertanyaan berkaitan dengan hasil geguritan yang diberi tanggapan. Kegiatan Terstruktur · Guru memberi tugas kepada peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan uraian yang behubungan dengan materi · Peserta didik menulis geguritan. Kegaiatan Mandiri Tak Terstruktur · Peserta didik diberi dua naskah geguritan dengan tema berbeda untuk dianalisis pilihan kata, purwakanthi, gaya bahasa yang digunakan. · Mengubah geguritan menjadi prosa. | § Menjelaskan pengertian geguritan § Menyebutkan langkah-langkah dalam membuat geguritan § Menentukan tema/ topik geguritan § Menulis geguritan dengan menggunakan kata-kata indah dan basa kawi. § Menulis geguritan dengan memasukkan purwakanthi. § Menulis geguritan dengan menggunakan gaya bahasa tertentu § Menulis geguritan tentang peristiwa yang terjadi dilingkunganya § Menulis geguritan tentang peristiwa yang terjadi dilingkungannya yang siap dibacakan. | Jenis tagihan · Tugas individu · Tugas Kelompok Bentuk Instrumen · Pengamatan · Demonstrasi · Uraian | 1x45 | v Sumber: · Geguritan.blog dada.net studio.co.cc · Forumbasajawasmpn 1po.blogspot.com · Buku Kabeh Seneng Basa Jawa X Yudistira · Buku yang terkait dengan geguritan · LKS Bahasa Jawa Fokus v Alat: · Lap top · LCD · Teks geguritan | · Mandiri · Toleransi · Kreatif |